Rabu, 15 Oktober 2014

Trip to Jogja to love Indonesian Culture part I (Keraton-Rumah Batik)

INDONESIA itu, , , , ,

yup, silahkan diisi,,,
Ini adalah perjalanan yang semakin menggugah hati saya, ya, sangat menggugah. -YOGYAKARTA- mungkin sempat penasaran kenapa daerah ini disebut daerah istimewa. Tentunya jawabannya karena daerah ini mempunyai budaya yang tetap bertahan hingga kini, namun apa cuma karena itu? berbekal rasa penasaran yang lama saya pendam (ciee..) saya bulatkan tekad untuk harus mengunjungi tempat ini, hingga akhirnya kesempatan itu datang dengan segala biayanya,, haha (lol)
Dirangkaikan dengan Dinas Luar atas perintah kantor dan dengan panduan seorang teman sebut saja Gombes, perjalanan saya untuk mengenal lebih jauh Yogya dan mencintai lebih dalam Indonesia akhirnya dimulai. Sampai di Jogja, hal pertama yang saya lakukan :
  1. Menulis semua tempat wisata (baik alam maupun budaya) dalam satu daftar
  2. Merangkai rute (dengan bantuan google map
  3. Menetapkan prioritas tempat mana yang mesti didahulukan (mengingat keberadaan saya di Jogja cuma sehari semalem)
  4. Menjalankan misi sesuai dengan rencana (haha) :D
Setelah lama mikir, dengan pertimbangan Gombes sebagai guide dan google map sebagai informan jarak tempuh, saya menetapka opsi seperti ini ni
  • Keraton Jogjakarta + Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan'
  • Museum Kereta kerajaan
  • Candi Prambanan
  • Gunung Api Purba Nglanggeran
  • Tugu dan Malioboro
  • Monjali
  • Kuliner
Yup,let's start the journey...
      Sesuai dengan rencana, tempat pertama yang kami kunjungi di Jogja adalah keraton Jogja. kesan pertama melihat keraton, ga ada yang spesial sampe akhirnya kami masuk dengan tiket Rp. 10.000,-. Banyak wisatawan Domestik maupun Mancanegara di keraton ini. Awalnya saya kira keraton ini masih digunakan dan Sri Sultan ada di dalam, ternyata yang kami masuki adalah Pendopo Keraton. Bangunan ini masih terawat dengan baik, beberapa gedung dimanfaatkan sebagai museum kerajaan. Isinya ya tentang foto-foto Sultan, Gamelan, Diorama tarian-tarian kesultanan, ayam peliharaan Sultan, dan berbagai benda sebagai kenangan sejarah keraton.
patung abdi dalem/pekerja keraton
      Dengan menikmati isi dari bangunan pendopo keraton ini, akan memberikan makna bagi kita betapa agungnya kehidupan keraton dan kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Masyarakat sangat menghargai akan keberadaan Sultan, mereka menghargai pemimpinnya, bandingkan dengan keadaan Indonesia sekarang, pemimpin sangat tidak mempunyai wibawa dimata masyarakat, bukan karena pemimpinnya, tapi karena masyarakatnya yang mudah menilai dan pandai berkomentar *point 1
        Selesai melihat-lihat isi pendopo keraton, kita bisa menggunakan jasa becak yang berjajar di depan gerbang pendopo untuk menuju Museum Kereta, Pusat Pembuatan Batik, Pusat Produksi kaos dagadu, dan Pusat oleh2 Pia khas Jogja hanya dengan Rp. 10.000,-. Sebenarnya tempat-tempat tersebut letaknya berdekatan, namun dengan menggunakan becak, semakin menambah syahdunya jalan-jalan di kota Jogja,, :D 
selfie dalam becak, hoho
Memasuki museum Kereta, kita akan disuguhi sejumlah kira-kira 22 unit. Kereta ini terdiri dari berbagai macam kegunaan. Kereta-kereta ini merupakan warisan dari Sultan HB I sampai Sultan yang sekarang, dan seiring perkembangan zaman, kereta sudah berganti dengan mobil. Namun demikian, dalam setiap acara2 Kesultanan Kereta ini tetap digunakan. Ada kereta untuk mengangkut penari-penari Keraton, Kereta untuk mengangkut jenazah Sultan, untuk acara Pernikahan Putri Keraton, dan masih banyak lagi kegunaan yang lain. Dan hebatnya lagi, semua kereta tadi berfungsi dengan baik. Oiya, untuk dapat masuk ke dalam museum Kereta, kita hanya butuh merogoh kocek senilai Rp. 5.000,-, murah kan untuk dapat menikmati kereta sakral sultan,, hehe
ruang kereta

kereta yang mengangkut jenazah Sultan HB IX

miniatur kuda penarik kereta

kereta :lupa namanya :D

         Selanjutnya, tetap dengan becak yang tadi (yang setia nunggu daritadi yang kita bayar 10rb itu
loh) kita akan diantar melewati Keraton (tempat tinggal sultan) dan menuju tempat pembuatan batik, disana kita dapat membeli berbagai macam kain batik dan mencoba membuat batik hanya dengan Rp. 50.000,-. Disamping kanan dan kiri adalah rumah produksi kaos asli Jogja (Dagadu reg.) dan segala macam Pia khas Jogja...
kain batik yang baru di batik (belum direbus)

Batik setengah jadi

batik yang baru dilukis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar