Rabu, 29 Januari 2014

BAB II, DAFTAR PUSTAKA, PEDOMAN WAWANCARA

BAB II
METODE MAGANG
2.2      Metode Pengumpulan Data Kegiatan Magang
Parsons mengungkapkan bahwa “Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan”[4].
Selanjutnya dalam pengertian lain disebutkan bahwa:
Penelitian dilakukan berangkat dari masalah. Sedangkan masalah itu merupakan gap atau “kesenjangan” dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi, kesenjangan antara rencana dan pelaksanaan, kesenjangan antara teori dan praktik, dan kesenjangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang, tempat dan waktu tertentu[5].
Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah diperlukan suatu desain penelitian dan metode ilmiah yang sistematis dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu hasil dari penelitian tersebut.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Sugiyono (2012:2) berpendapat bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah disini berarti kegiatan penelitian tersebut dilandasi oleh metode keilmuan, yaitu rasional, epiris dan sistematis.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2012:9) :
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan desain penelitian yaitu  “Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”[6].
Pada penyusunan laporan akhir ini, metode yang digunakan adalah metode eksploratif menggambarkan aspek-aspek yang berkaitan dengan fokus yang diamati dan dikaji dengan pendekatan induktif. Sesuai dengan peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri Lampiran Ia No. 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Penulisan dan Mekanisme Ujian Laporan akhir serta Skripsi Institut Pemerintahan Dalam Negeri Tahun Akedemik 2013/2014.
Ari Kunto (2006.27) mengungkapkan bahwa “ditinjau dari tujuan metode Eksploratif digunakan untuk menggali secara luas tentang sebab akibat atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu”.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif:
Analisis induktif digunkan karena beberapa alasan, pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagaimana terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif dapat lebih menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis induktif dapat memeperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik[7].
Setiap kegiatan penelitian memerlukan suatu data. Arikunto (2006:129) mengemukakan bahwa: “suatu data adalah subjek dimana data diperoleh”. Oleh karena itu sumber data diperoleh melalui:
1)    Person
Sumber data yang memberikan data-data berupa jawaban lisan sebagai jawaban dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
2)    Place
Sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam hal ini penulis menggunakan perkebunan kelompok PRIMATANI dan kantor Kecamatan Pasrujambe sebagai tempat memperoleh data.
3)     Paper
Sumber data yang menyajikan data-data berupa huruf-huruf, angka-angka, gambar-gambar, atau simbol-simbol. Dalam penelitian ini penulis menggunakan paper berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan program PRIMATANI di Kecamatan Pasrujambe.
Data yang diperoleh dari sumber data seperti yang telah dijelaskan di atas, diklasifikasikan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan data asekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), quesioner (kuisioner), dokumentasi, dan triangulasi[8].
Untuk memudahkan pengumpulan data penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1)     Pengamatan (observasi)
Marshall mengungkapkan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”[9]. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk observasi terus terang atau tersamar yaitu dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Menurut Spradley bahwa obyek yang diamati dalam penelitian kualitatif dinamakan situasi sosial yang terdiri dari tiga komponen yaitu place (place), actor (pelaku), and activity (aktivitas). Sehingga obyek yang diamati dalam penelitian ini adalah[10]:
a.    Kecamatan Pasrujambe yang merupakan tempat pelaksanaan program PRIMATANI
b.    Kelompok PRIMATANI sebagai pelaksana program PRIMATANI
c.    Kegiatan yang dilakukan kelompok PRIMATANI sebagai komponen activity
2)    Wawancara (interview)
Nazir (2011:193) mendefinisikan
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab dengan bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara.
Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu[11]:
a.    Terstruktur yaitu membuat secara tepat dan terinci semua pernyataan dan urutan penyampaian pertanyaan
b.    Semi terstruktur yaitu gabungan pertanyaan yang sudah ditentukan dengan pertanyaan bebas
c.    Tidak terstruktur yaitu berisi garis besar pertanyaan yang akan diajukan. Ada kebebasan bagi pewawancara maupun responden
Alat-alat yang digunakan dalam wawancara ini adalah berupa buku catatan, tape recorder, dan kemera. Adapun informan yang akan diwawancarai dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Data Jumlah Informan
No.
Jabatan
Jumlah
1.
Kepala BPTP Kabupaten Lumajang
1
2.
Camat Pasrujambe
1
3.
UPT Pertanian Kecamatan Pasrujambe
1
4.
Ketua Kelompok PRIMATANI
2
Jumlah
5
Sumber: Olahan sendiri
3)    Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274) metode Dokumentasi yaitu:
Mencari data mengenai hal – hal atau variable yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati adalah benda  mati.
Dokumen yang ditelaah akan dilihat dari kantor kecamatan Pasrujambe dan lahan pertanian kelompok PRIMATANI Kabupaten Lumajang.
4)    Triangulasi
Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data asekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengnumpulan data dan berbagai sember data[12].
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi untuk memeperoleh data yang lebih konsisrten, tuntas, dan pasti.
2.2    Teknik Analisa Data
Menurut Nazir dalam bukunya yang berjudul metode penelitian (2009:346) mendefinisikan bahwa “analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecehkan masalah penelitian”. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Kegiatan dalam menganalisis data dilakukan setelah data dikumpulkan dari seluruh sumber data. Data mentah tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan variabel maupun jenis responden. Semua masalah harus dicari sebab-sebab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis. Fakta-fakta yang mendukung tidak dibiarkan mentah saja, tapi dianalisa secara cermat.
Menuru Miles and Huberman menjelaskan bahwa adapun langkah-langkah dalam menganalisis data ada tiga langkah, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verificataion[13].
1)    Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Lamanya penelitian berpengaruh terhadap banyaknya jumlah data. Dengan mereduksi data maka akan didapat gambaran yang lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulan data laporan.
2)    Data Display (Penyajian Data)
Dalam penyajian data adalah dapat diperoleh dalam bentuk table sebagai gambaran secara menyeluruh dan dapat terorganisasikan yang tersusun dalam pola hubungan, sehingga mempermudah dalam memahami data dan menarik kesimpulan.
3)    Conclusing Drawing (Verivication)
Data yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan dengan menghubungkan dan membandingkan antara teori yang didapat dengan permasalahan yang ada, namun permasalahan dimungkinkan akan terus berkembang sejalan dengan penelitian yang dilakukan. Oleh Karena itu kesimpulan terus diverivikasi sepanjang dilakukannya penelitian.

2.3      Tempat dan Waktu Kegiatan Magang
2.3.1    Tempat Magang
Tempat yang dijadikan penulis dalam melakukan penyusunan laporan akhir sekaligus magang adalah kecamatan pasrujambe Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur.
2.3.2    Waktu Magang
Sesuai dengan Kalender Akademik IPDN Tahun Ajaran 2013/2014 kegiatan magang ini dilakukan selama kurang lebih 30 hari mulai dari tanggal 3 Februari 2014 sampai dengan 3 Maret 2014. Dengan rincian sebagaimana tabel dibawah ini :



  








[4] Moh. Nazir,  Metode Penelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009) h. 13.
[5] Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian  (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 3.

[6] Nazir, op. cit., h.84.
[7] Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif  (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013) h. 10.
[8] Sugiyono, op. cit., h.225.
[9] Ibid., h. 226
[10] Ibid., h. 229
[11] Ibid., h. 233.
[12] Ibid., h. 241.
[13] Ibid., h. 246.

Selasa, 28 Januari 2014

BAB I UP EVALUASI PRIMATANI



EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PRIMATANI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN PASRUJAMBE KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

USULAN PENELITIAN

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Sain Terapan Pemerintahan
pada Institut Pemrintahan Dalam Negeri

Oleh
ADMA TEGUH PAMBUDI
NPP. 21. 0654
Program Studi : Pembangunan dan Pemberdayaan


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
 Jatinangor, 2014

BAB I
                                           PENDAHULUAN                                          
1.1            Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris yang mempunyai potensi sumber daya alam, terutama dari hasil pertanian. Beberapa produk pertanian Indonesia dari sub sektor perkebunan berhasil mencapai pasar internasional. Pisang dan Kopi merupakan salah satu produk pertanian Indonesia yang sangat digemari oleh masyarakat internasional.
Kegiatan pertanian dilakukan melalui berbagai metode, mulai dari metode tradisional hingga metode modern oleh berbagai golongan petani di Indonesia. Tidak semua metode berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang berlimpah bagi petani. Oleh sebab itu perlu adanya perhatian pemerintah dalam pemberdayaan kelompok-kelompok tani yang berpotensi memberikan nilai tambah dalam peningkatan produktivitas pertanian, sehingga Indonesia mampu bersaing dalam kancah internasional.
Melihat fenomena seperti ini, maka di Kabupaten Lumajang telah dilaksanakan program PRIMATANI yang di prakarsai oleh BPTP yang berakhir pada tahun 2011. Dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang, Kecamatan Pasrujambe merupakan salah satu kecamatan yang menjadi tempat pelaksanaan program ini. Hal ini dikarenakan Kecamatan Pasrujambe secara geografis merupakan tempat yang subur dan mempunyai iklim yang pas untuk daerah pertanian. Jenis pertanian yang dilakoni oleh program PRIMATANI adalah pengintegrasian tanaman Pisang, Kopi, dan hewan ternak Kambing PE.
Tanaman pisang juga merupakan komoditas yang sangat penting bagi petani kopi di kawasan PRIMATANI Lumajang karena merupakan sumber pendapatan keluarga yang bersifat mingguan maupun bulanan. Hasil panen pisang bagi petani dapat mendukung terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 40%, sedangkan jenis pisang yang di budidayakan adalah jenis pisang Agung Semeru dan Pisang Mas Kirana.
 Pengintegrasian Pisang, Kopi, dan Kambing PE merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani secara intens dan berkelanjutan, dalam hal ini pemerintah bertindak sebagai pendamping dan petani sebagai pelaksana (metode PRA).
Kualitas pemerintah sebagai tenaga pendamping menentukan tingkat keberhasilan program PRIMATANI. Jadi pemerintah dituntut memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan petani untuk mencapai tujuan program. Pemerintah tidak hanya memberikan bimbingan dan materi praktis kepada para petani, tetapi juga harus pandai memilih metode yang akan digunakan dalam meningkatkan kemampuan petani sehingga materi dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan baik.
Dari segi petani sebagai pelaksana, petani dibentuk dalam kelompok-kelompok tani untuk memudahkan dalam melakukan penyuluhan dan penyampaian informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan survei, jumlah kelompok tani yang berhasil dibentuk berjumlah 11 kelompok tani. Pada awal pelaksanaan program, sebagian besar petani di Kecamatan Pasrujambe menjadi anggota kelompok tani, hal ini dikarenakan program PRIMATANI mempunyai tujuan yang terarah mengenai peningkatan hasil pertanian. Para petani juga terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh UPT pertanian Kecamatan Pasrujambe.
Prasarana dan sarana yang tersedia di Kecamatan Pasrujambe pada umumnya dapat dikatakan telah tersedia karena dapat diperoleh di pusat kota. Namun untuk infrastruktur berupa jalan raya banyak mengalami kerusakan sehingga menghambat akses pemasaran produk. Akan tetapi hal ini tidak berdampak terlalu signifikan terhadap pelaksanaan program.
Dalam pelaksanaan program terdapat beberapa kendala atau permasalahan seperti minimnya infrastruktur seperti rusaknya akses jalan menuju lokasi pertanian, hujan abu sehingga mengganggu pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan, letak masing-masing kelompok tani sangat berjauhan sehingga menyulitkan proses penyuluhan, dan permasalahan petani yang masih terikat pada sistem ijon.
Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi secara sistematis terhadap pelaksanaan program PRIMATANI di Kecamatan Pasrujambe. Dengan adanya evaluasi, diharapkan dapat diketahui bagaimana pelaksanaan program PRIMATANI. Kegiatan evaluasi mencakup dari segi konteks, input, proses, dan produk atau output. Dari segi context hal yang perlu dievaluasi meliputi perencanaan materi. Dari segi input, yang dievaluasi meliputi latar belakang pelaksana, minat petani dalam mengikuti program PRIMATANI serta sarana dan prasarana yang tersedia sebagai pendukung program. Dari segi process yang perlu dievaluasi yaitu pelaksanaan program PRIMATANI yang meliputi media dan metode dalam pemberdayaan kelompok tani. Sedangkan dari segi product yang perlu dievaluasi meliputi peningkatan produktivitas tani.
Evaluasi atau penilaian adalah penentuan tujuan suatu program. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan program PRIMATANI di Kecamatan Pasrujambe dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “EVALUASI PROGRAM PRIMATANI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN PASRUJAMBE KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR”.
1.2            Permasalahan
1.2.1        Identifikasi Masalah di Lokasi Magang
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan masalah atau hambatan yang paling utama pada awal sejak dilaksanakan Program PRIMATANI di Pasrujambe Lumajang adalah sebagai berikut:
1)    Program PRIMATANI secara nyata telah memberi dampak yang positif dalam pengembangan kelompok tani, namun hanya beberapa kelompok tani yang bertahan dengan pola yang sudah dikembangkan.
2)    Meskipun secara sistem sudah mendapat pembinaan tetapi petani masih terikat pada sistem ijon sehingga nilai penjualan pisang rendah.
3)    Masalah penanganan pasca panen yang masih kurang baik.
4)    Ada beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk melihat bagaimana gambaran pelaksanaan program PRIMATANI di Kecamatan Pasrujambe, baik mencakup context, input, process, dan product.
1.2.2        Pembatasan Masalah
Atas dasar identifikasi masalah tersebut dan dengan keterbatasa peneliti, maka penelitian ini pada evaluasi pelaksanaan program PRIMATANI yang meliputi : a). Evaluasi konteks yang meliputi perencanaan materi; b). Evaluasi input yang meliputi latar belakang pelaksana, minat petani dalam mengikuti program PRIMATANI serta sarana dan prasarana yang tersedia sebagai pendukung program; c). Evaluasi proses yaitu pelaksanaan program PRIMATANI yang meliputi media dan metode dalam pemberdayaan kelompok tani; dan d). Evaluasi produk yang meliputi peningkatan produktivitas tani.
1.2.3        Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah diatas, maka penulis menggunakan rumusan masalah sebagai berikut:
1)    Bagaimana pelaksanaan program PRIMATANI Pasrujambe Kabupaten Lumajang?
2)    Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan Program PRIMATANI di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang?
3)    Bagaimana hasil pelaksanaan program PRIMATANI?
1.3            Maksud dan Tujuan Magang
1.3.1        Maksud Magang
Berdasarkan dari latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maksud dari pengamatan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana jalan dan proses pelaksanaan Program PRIMATANI di Kabupaten Lumajang.
1.3.2        Tujuan Magang
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengamatan ini adalah:
1)    Untuk mengetahui dan menggambarkan pelaksanaan program PRIMATANI dan apakah program bersangkutan sesuai dengan SOP yang berlaku.
2)    Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kebijakan program PRIMATANI di Kabupaten Lumajang.
3)    Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pelaksanaan program PRIMATANI di Kabupaten Lumajang.
4)    Untuk mengetahui progress atau perkembangan hasil program PRIMATANI setelah mendapat pembinaan dari pemerintah Kabupaten Lumajang.
1.4            Kegunaan Magang
1.4.1        Kegunaan Praktis untuk Lokasi Magang
Adapun kegunaan praktis dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1)    Merupakan wadah berlatih dan pembelajaran bagi penulis untuk memperluas wawasan dan pengetahuan berdasarkan perbandingan teori yang didapat selama pendidikan berlangsung dengan kenyataan yang terjadi di lapangan kerja ketika melaksanakan magang di daerah.
2)    Bagi satuan kerja perangkat daerah yang membidangi pengamatan ini dapat membantu memberikan aspirasi dalam mengupayakan pemberdayaan kelompok tani serta dapat secara optimal mengelola potensi yang ada untuk meningkatkan produktivitas untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara ekonomi.
1.4.2        Kegunaan Praktis untuk Lembaga
1)    Dapat dijadikan bahan referensi untuk menambah pengetahuan bagi satuan Praja.
2)    Dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan program PRIMATANI sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat untuk pengembangan program di masa yang akan datang.
3)    Membantu lembaga untuk menangani permasalahan seperti ini untuk daerah yang mengalami permasalahan yang serupa.
1.5            Definisi Konsep Obyek yang Diamati dan Dikaji
Pada penelitian ini menitik beratkan pada evaluasi terhadap kebijakan program PRIMATANI yang telah berjalan guna perbaikan dan pengembangan program. Oleh sebab itu, variable yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah tentang evaluasi program, masyarakat, dan kesejahteraan social karena adanya program ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat setempat.
1.5.1        Pengertian Evaluasi
Pengertian mengenai evaluasi seperti yang diungkapkan oleh Cronbach dalam Farida Yusuf (2008:3) yaitu “menyediakan informasi untuk pembuat keputusan”. Diharapkan dengan adanya evaluasi ini, maka pemerintah sebagai pengambil keputusan dapat menentukan langkah selanjutnya mengenai program ini. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program serta kendala dan upaya yang dilakukan.