Selasa, 20 Desember 2016

From B29 with LOVE

Drama B-29

Kesekian kali, lalu apa yang spesial?
Semilir Angin sepoi dingin yang kerap membelai manja setiap wisatawan yang datang?
atau hamparan awan putih bak permadani surga terhampar diantara bukit bukit hijau keabu-abuan?
ah, bukan itu. 

selalu ada yang sama dan berbeda dalam setiap perjalanan. seperti dia yang sesekali muncul dalam setiap penggalan cerita, hingga akhirnya kami berhenti untuk sebuah cerita yang panjang, yang mungkin pernah hampir mati, tanpa benar-benar pernah mati.

ah sudahlah, kenapa bercerita tentang dia, bukankah puncak ini (re:B29) jauh lebih menawan untuk diceritakan? puncak yang selalu dan akan selalu bersimpuh dengan anggun, menunggu penikmatnya yang datang silih berganti. menampakkan keelokan yang tak pernah pudar memikat siapapun yang melihatnya.
tapi tunggu dulu, mungkin dia lebih indah. 

BERSAMBUNG

Rabu, 03 Juni 2015

BANANA 'GOWES' TO TUMPAK SEWU (COBAN SEWU)



BANANA 'GOWES' TO TUMPAK SEWU (COBAN SEWU) 
Persiapan meluncur dari Kantor Kecamatan Candipuro

Health, Fun, & Entertain....
yo yo yo mari biasakn Hidup sehat :D 
Momen pertama Gowes dengan jarak tempuh dan medan yang waw!!!. Mendengar tentang ditemukannya spot wisata baru di Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang telah menarik perhatian tim Banana Gowes untuk mengibarkan bendera di tempat yang disebut sebut sebagai "Niagaranya Lumajang" itu. 

Di bawah arahan Pak Ketum yang notabene adalah Camat Candipouro, pada hari Jumat itu tim bergegas mempersiapkan diri sejak pukul 05.00 WIB. Armada berupa sepeda MTB sendiri telah bersiap sejak Kamis malam. Sebelumnya beberapa anggota tim telah melakukan survei rute yang akan ditempuh dengan mempertimbangkan medan dan keterjangkauan kendaraa. Setelah semua informasi dan persiapan dirasa telah optimal, maka dengan semangat berkobar kobar kami mulai perjalanan.

1 kilo, 2 kilo 3 kilo... hahh, baru sadar ternyata untuk menuju ke Tumpak Sewu pertama tama kita harus mencapai perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, karena disanalah pintu masuk untuk menikmati air terjun ini tepat dari sisi atasnya. Nah, adapun kondisi dari Kantor Kecamatan Candipuro menuju tempat dimaksud merupakan tanjakan tiada akhit :(... sudah akrab ditelinga masyarakat mengenai Piket Nol. Jalan berupa pegunungan yang berliku-liku dan jalan itu harus kami tempuh dengan mengayuh sepeda MTB. Yah walaupun dibelakang kami telah siap sebuah Isuzu Panther ber-Plat Nomor merah yang setia menanti setiap anggota Tim yang sudah mengibarkan bendera putih.
Beberapa kilo berlalu, hingga ada beberapa anggota yang mengibarkan bendera putih tanda tak mampu, hehe...(inilah yang menjadi bahan ledek meledek nantinya). Hingga pada akhirnya sampailah Tim pada Pitstop I yang telah ditentukan di Gladak Perak Candipuro. Ini merupakan gladak peninggalan Belanda dengan ketinggian mencapai 70 meter. sejenak kamiberhenti untuk rehat gaes, nih fotonya wkwkw

Pitstop I (gladak Perak) baru
Setelah melepas lelah di Gladak Perak baru, berpindah ke Jembatan lama ... cus
Gladak Perak Lama
Istirahat sekitar 15 menit, lumayanlah buat ngisi tenaga yang sempat terkuras, hehe. Kemudian dibawah komando Pak Ketum, kami mulai perjalanan lagi,, haduhh liat jalan aja udah bikin pusing, lah dalah disuruh ngontel lagi. Tapi dengan bekal semangat yang masih tersisa ditambah iming2 pemandangan tiada tara, perjalanan pun dilanjutkan,, go go go...
Hingga lewatlah kami di piket nol, rehat sekitar 10 menit, luanjot lagii
Goa tetes... lanjutttttt...............................
Nah, sampai di gapura perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang. disisi sebelah kiri terdapat jalan setapak yang masih bisa dilalui sepeda Gunung. Namun sebelum berlanjut, Tim melaksanakan sarapan pagi ditepi jalan raya. Makan nasi bungkus yang syarat gizi, haha
Kemudian berlanjut menelusur jalan makadam hingga menemukan aliran sungai yang nantinya bermuara di Air Terjun yang sedang kami tuju. Setelah melewati Jalan itu, kami harus rela dan siap nyebur kesungai dengan sepeda yang tim tunggangi. Adakalanya sepeda harus digotong karena jalur sungai yang tidak mungkin dilewati sepeda.
Nggotong sepeda, salah satu rintangan yang ditempuh
 Uyeaaaaaaahhhh,,, dannnn sampailah.....
Pemandangannya memang indah banget, waktu kami kesini, lokasi ini belum dibuka dan masih belum banyak penduduk yang tahu sehingga dari atas maupun dari bawah terlihat suepi.
Dan hingga pada kemudian hari kami bisa sampai di bagian bawah air terjun dengan bergabung sama sama Tim Bappeda Kab. Lumajang.

sampailah betaaaa -_-
Tim


Personal

Tim again

Jalan menuju bawah air terjun

Dari sisi aman

Hiburan di perjalanan


Jumat, 29 Mei 2015

TEH KERTOWONO

BER'TENGGER' DI SISI TENGGER


Masih berkutat di "pelataran" Kabupaten Lumajang. Yah, kali ini mencoba menjelajah sisi Tenggara Kota Pisang. PTPN XII KERTOWONO. ada yang pernah denger nama ini? hehe mungkin masih sedikit yang tahu tentang Perkebunan Teh yang teletak di sisi barat Kabupaten Lumajang ini, kalaupun ada yang tahu mungkin sebatas tahu namanya tanpa pernah menjelajah pemandangan yang bersemayam di dalamnya. Mungkin ini bukan pengalaman pertama menjelajah jalanan makadam di sepanjang perkebunan Teh Kertowono di Kecamatan Gucialit. 

Bagaimana menuju ke Kebun Teh Kertowono?
Yak, yang paling rasional adalah menggunakan kendaraan pribadi, berupa motor ataupun kendaraan roda 4 kelas off road. Mengapa harus kendaraan pribadi? karena kendaraan angkutan umum hanya beroprasi samapi Pasar Gucialit yang terletak di sisi bawah perkebunan. Untuk masalah jalannya tidak terlalu sulit, cukup mengikuti jalan Lumajang-Gucialit. Kemudian setelah sampai di komplek perkebunan, kita akan mulai dengan perjalanan bergelombang, hehe. Ya, bergelombang karena udah mulai memasuki jalanan makadam (*jalanan tanah dan bebatuan. 
Jalan inilah yang akan kita lalui sembari menikmati pemandangan dan udara segar beraroma Teh khas perkebunan Kertowono. Sepanjang perjalanan kita ga akan bertemu dengan pemukiman guys, ini berbeda dengan perkebunan lain seperti di Jawa Barat ataupun di Kayu Aro Kerinci (kebetulan pernah kesana hehe).


Apa bagusnya??
buat temen temen pecinta off road dan petualang sejati, sensasi jalanan makadam yang sedikit curam dibalut dengan tanaman semak yang disebut 'tea' disamping kanan kiri dan depan belakang bakal bikin betah deh. Selain jalanan yang memicu adrenalin tentunya, mata kita bakal di manjakan dengan lekukan lekukan bukit teh yang indah, apalagi pas cuaca cerah dan musim petik teh, bakal ngrasa kayak lagi main FTV :D
Lanjut ya, setelah sejam perjalanan dari pintu masuk perkebunan kita bakal sampe di afdeling Sukosari, ini bahasa Belanda yang artinya Divisi Sukosari. Nah disinilah akan kita temui pemukiman lengkap dengan tempat peribadatannya. Jadi Avdeling Sukosari ini ceritanya adalah pemukiman para pemetik teh. Suhu udara disini lumayan dingin, yaa kalo pasangan suami istri tinggal disini hiburannya kayanya cuma 1 aja deh :D
Lanjut, dari Sukosari kita akan dihadapkan pada dua jalan -jalan kebenaran dan jalan kebaikan- hahaha.
jadi nanti ada pertigaan, yang kalau kita tempuh jalan yang lurus kita akan ke surga desa Sombo yang merupakan jajaran desa terluar dari Kabupaten Lumajang. Konon katanya desa ini bagus beudd dikala senja ataupun pagi hari, yang daripadanya akan nampak keindahan Kab. Lumajang dari ketinggian sekian sekian dpL


pada pilihan kedua, yaitu jalan kearah kiri, jalan ini menuju ke neraka Desa Kulon Gunung. Desa inilah yang kemarin kami kunjungi. Merupakan Bagian dari Kabupaten Probolinggo, lah kok bisa?? ya ternyata kalo kita jalan lewat Perkebunan ini, jujukannya adalah Kab. Probolinggo yang notabene terletak di sebelah barat Kab. Banyuwangi. Kurang ada yang spesial disini, namun mungkin ada sesuatu tersimpan pada budayanya yang belum sempat kami eksplore, next time kali ya, soalnya udah kesorean

oiya, sedikit pengetahuan, bahwa di Sukosari pada masa itu pernah terdapat perkebunan Strawberry yang dikembanagkan oleh Orang Bandung, namun sekarang sudah tidak dikembangkan oleh masyarakat Sukosari, entah kenapa kami belum tahu hehe. OK selamat mencoba bertualang di PTPN XII Kertowono Lumajang, jangan lupa cicipi Teh Gajah asli Lumajang. (Y)